Rabu, 29 Januari 2025

Yudi Lukito Mafia Dibalik Mega Proyek 32 Milyar Prasarana Sekolah Di NTT

Surat rekomendasi penyelesaian perselisihan kasus tidak dibayarnya upah oleh PT. Unggul Sakoja

BORONG, TRENNEWS.ID – Sengkarut proyek mega prasarana sekolah NTT 8 di Kabupaten Manggarai Timur yang dikerjakan oleh PT.Unggul Sakoja menuai sorotan dan banyak masalah.

PT. Unggul Sakoja dibawah naungan Yudi Lukito bersama anggotanya(Tedi Minate dan Zakharias Tedy) jadi sorotan usai PHK(Pemutusan Hubungan Kerja) terhadap salah satu Subkontraktor Siprianus Sampur pada 26 Februari 2024.

Sipri saat ditemui Trennews.id dirumah kediamannya,Selasa(19/11/2024). Mengatakan. “Saya kenal dengan yudi lukito pada bulan Oktober 2023 saat mereka ada pekerjaan rehabilitasi dan renovasi prasarana sekolah di Kabupaten Manggarai Timur. Saat itu,saya langsung bertemu dengan Yudi lukito untuk melakukan penawaran pekerjaan”,ungkap Siprianus Sampur.

Yudi Lukito usai bertemu dengan Siprianus Sampur langsung bersepakat untuk melakukan kontrak kerja dengan 2 paket pekerjaan di dua lokasi,yakni SDI Lamba dengan nilai anggaran Rp 632.500.000 dan SDI Bapang Rp 1.017.000.000.

Yudi Lukito memangkas anggaran untuk dua lokasi dari anggaran awalnya untuk SDI Lamba Rp 1.628.421.080 dan untuk SDI Bapang Rp 2.468.830.439.Yudi,memangkas anggaran tersebut dengan tau dan mau tanpa rasa takut.

“Pada tanggal 25 Oktober 2024,saya dan Yudi Lukito melakukan tanda tangan kontrak secara tertulis.Sementara,yudi lukito dalam hal membuat surat kontrak kerja dengan saya tidak berperan sebagai Direktur di dalam akta notaris.Karena jabatan Direktur tersebut sudah dikuasakan kepada Beni Potje,” terang Sipri.

Usai melakukan kontrak, Sipri langsung bergerak dilapangan dengan uang DP yang ditransfer Yudi Lukito sebesar 200 juta.Dengan berjalannya waktu,progres pekerjaan dilapangan yang dikerjakan oleh Sipri Sampur hampir mencapai 50%.

Sipri kemudian meminta uang lagi kepada Yudi Lukito untuk membayar upah pekerja dan belanja modal bahan dan material yang lain.Namun, saat itu yudi mulai mempersulit Sipri dengan jawaban yang tidak masuk akal.

Sipri sampaikan karena tak mau pekerjaannya mandek ditengah jalan, akhirnya mencari jalan keluar sendiri dengan melakukan pinjaman kepada orang dengan total keseluruhan 200 juta lebih.

Namun sipri dikagetkan oleh sebuah pesan whatsapp yang dikirim Tedy Minate yang berasal dari Bajawa untuk bertemu di toko milik Zakhariu Tedy saat disana, Sipri dimintai tanda tangan surat pernyataan kesanggupan pekerjaan oleh Tedy Minate dan Zakharius Tedy. Sipri pun tanpa basa basi langsung menandatangani surat pernyataan tersebut.

Mirisnya, tak lama setelah melakukan tanda tangan surat pernyataan tersebut, Sipri dikagetkan dengan kabar menyedihkan melalu pesan whatsapp yang dikirim Tedy Minate bahwa Sipri dipecat karena progres pekerjaannya tidak sesuai yang diharapkan.

Atas dasar itu, Sipri pun langsung melaporkan hal tersebut kepada Dinas Nakretrans Manggarai Timur. Saat itu, Yudi Lukito dipanggil Nakretrans untuk melakukan mediasi. Dan saat itu juga, Yudi bersepakat untuk melakukan pembayaran upah yang tidak bayar dengan surat kesepakatan.

Namun, hingga saat ini Yudi Lukito tak pernah melakukan surat kesepakatan tersebut.Yudi justru menyuruh Sipri untuk melaporkannya di Kepolisian dan Yudi siap melawan.

Karena itu, Sipri hanya bisa pasrah dan berharap agar KPK bisa sesegera mungkin untuk memeriksa proyek yang dikerjakan Yudi tersebut yang penuh dengan mafia itu.

Proyek prasarana dengan anggaran yang begitu fantastis itu tidak seimbang dengan output yang disajikan di lapangan.Dari belasan Sekolah yang dikerjakan PT.Unggul Sakoja, Trennews.id mengambil salah satu sampel sekolah dengan tampilan pekerjaan dan kualitas yang sangat bobrok,yakni di SDI Bangka Weru,Kecamatan Pocoranaka, Manggarai Timur.

Proyek ini juga sudah melewati masa kontrak yang seharusnya diselesaikan pada tanggal 10 Oktober 2024. Namun, hingga saat ini masih dalam pengerjaan.

Contoh salah satu lokasi yang pekerjaannya asal-asalan dari PT. Unggul Sakoja besutan Yudi Lukito tersebut,yakni SDI Bangka Weru yang disubkonkan kepada Adi Nenga.

Pantauan Trennews.id dilapangan terdapat beberapa komponen pekerjaan yang tidak dikerjakan oleh Adi Nenga selaku subkon, yakini saluran got,kolom praktis dan ring bal pada pekerjaan eksterior dinding gedung.

Selain itu,pada pekerjaan lantai upacara tidak menggunakan paving blok,tetapi hanya di cor kasar dengan membuat kotak-kotak pada lantai.

Begitu pula pada pekerjaan eksterior platfon gedung yang seharusnya menggunakan gypsum,namun hanya memakai tripleks biasa.Bahkan pintu ruangan juga yang seharusnya menggunakan bahan kayu,namun beberapa pintu yang lain hanya menggunakan bahan dari tripleks. (Lado)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini