Jumat, 16 Mei 2025

Umur adalah Angka

Dalam perjalanan hidup, sering kali kita terjebak dalam batasan-batasan yang diciptakan oleh angka terutama angka yang disebut usia. Banyak yang merasa terlalu muda untuk didengar, atau terlalu tua untuk bermimpi. Padahal, sejatinya, umur hanyalah angka, bukan penghalang untuk bermimpi, bergerak, dan mencapai sesuatu yang besar.

Sejak kecil, kita diajarkan bahwa ada waktu untuk segala sesuatu. Ada usia untuk belajar, usia untuk bekerja, usia untuk berkeluarga, bahkan usia untuk berhenti bermimpi. Seakan-akan hidup ini adalah perlombaan dengan aturan waktu yang kaku.
“Terlalu muda untuk mengerti,” atau “terlalu tua untuk memulai,” adalah kalimat-kalimat yang tanpa sadar membatasi langkah banyak orang. Kita dibingkai oleh ekspektasi sosial yang mengaitkan angka dengan nilai diri.

Jika kita renungkan lebih dalam, umur sejatinya hanyalah hitungan waktu berapa lama kita telah hidup di dunia ini. Ia bukan tolok ukur kemampuan, semangat, atau bahkan mimpi.
Banyak orang yang baru menemukan gairah hidupnya di usia yang dianggap “terlambat.” Sebaliknya, tak sedikit pula anak muda yang berani bermimpi besar dan membawa perubahan.

Ada orang berumur 60 tahun yang baru menemukan tujuan hidupnya, dan ada pula yang berumur 25 tahun namun sudah lelah dengan dunia. Karena pada akhirnya, semangat, bukan usia, yang menentukan langkah kita.

Colonel Sanders, pendiri KFC, baru mulai membangun kerajaan bisnisnya di usia 65 tahun, ketika banyak orang lain sudah berpikir tentang pensiun.
Grandma Moses, salah satu pelukis ternama Amerika, baru serius melukis di usia 70an.
Dan di sisi lain, anak-anak muda seperti Malala Yousafzai sudah mengguncang dunia dengan keberanian dan idealismenya di usia belasan.

Semua itu membuktikan satu hal sederhana: tidak ada waktu yang terlalu dini atau terlalu lambat untuk bermimpi dan mewujudkannya.

Setiap usia membawa keunikannya sendiri. Masa muda memberi energi dan semangat, masa matang membawa kebijaksanaan dan pengalaman. Tak ada satu fase pun yang lebih baik dari yang lain semua punya potensi yang bisa dihidupkan.

Ketakutan terhadap usia hanyalah bayang-bayang yang tumbuh dari ketidakpercayaan diri dan tekanan sosial. Padahal, yang paling penting bukanlah berapa usia kita, melainkan seberapa besar tekad kita untuk terus berjalan.

Selama kita masih diberi napas, kita selalu punya kesempatan untuk bermimpi, bergerak, dan membuat sesuatu yang berarti.
Umur hanyalah angka.
Yang benar-benar penting adalah bagaimana kita mengisi angka-angka itu dengan cerita, pencapaian, dan perjalanan yang tidak pernah kita sesali.

Jadi, jangan biarkan siapa pun termasuk diri sendiri mengatakan bahwa sudah terlambat. Karena selama kita hidup, tidak pernah ada kata terlambat untuk bermimpi.

Penulis : Asse Daeng Mallongi

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini