Minggu, 2 Juni 2024

Tren Kenaikan Harga Kakao Berpengaruh Terhadap Kelangsungan Bisnis Turunannya, Nur Rahman: Program Revitalisasi Berhasil Dinikmati Masyarakat

Bupati Kolaka 2017-2022, H. Nur Rahman Umar saat memulai program revitalisasi kakao beberapa tahun lalu

LASUSUA, TRENNEWS.ID – Tren kenaikan harga biji kakao di Indonesia dapat mempengaruhi kelangsungan bisnis dan produk turunannya di Indonesia.

Kenaikan harga bahan baku biji kakao sudah terjadi sejak pertengahan 2023. Penyebabnya macam-macam, mulai dari inflasi global, konflik geopolitik Rusia-Ukraina, ketidakpastian ekonomi global, hingga krisis iklim.

Krisis iklim memberi dampak yang besar terhadap harga kakao, karena lebih dari 40% produksi kakao berasal dari negara-negara di Afrika Barat seperti Pantai Gading dan Ghana. Kawasan tersebut mengalami musim hujan lebih banyak sampai menimbulkan banjir sehingga banyak buah kakao membusuk dan pohon kakao yang terserang penyakit.

Terkait dengan hal tersebut, Bupati Kolaka Utara priode 2017-2022, Drs. H. Nur Rahman Umar, MH, kepada redaksi TrenNews.id mengatakan, dulu kisaran di tahun 2018 lalu, disaat dirinya mencanangkan program revitalisasi kakao sebagai salah satu program unggulan di Kabupaten Kolaka Utara. Dia memang sudah memprediksi, bahwa suatu hari nanti harga kakao akan naik.

“Pada waktu saya baru mulai sosialisasi kegiatan revitalisasi, saya tanya petani berapa harga per kilogram yang dianggap sudah layak, mereka menjawab, sekitar Rp. 50.000 sampai Rp. 60.000 per kilogram kami sudah bersyukur, dan pada waktu itu saya sudah sampaikan bahwa akan mudah untuk dicapai, bahkan diusahakan untuk mencapai harga diatas Rp. 80.000 per kilogram. Karena perhitungan saya negara penghasil kakao, baik Gana, Philipina, dan Malaysia sebagian besar memusnahkan coklatnya mengganti kelapa sawit maka tentu akan terjadi kelangkaan coklat, maka tentu harga coklat akan naik,”kata Nur Rahman, Kamis (2/5/2024).

Lebih lanjut ia katakan, harga sekarang ini sebenarnya anomali jalan-jalan Tuhan membuktikan kekuasaannya membantu kepada hambanya yang benar-benar secara ikhlas dan tulus melaksanakan kegiatan revitalisasi semata-mata untuk kesejahteraan masyarakat.

Terakhir ia katakan, apa yang telah dinikmati hasil panen coklat oleh petani coklat saat ini adalah merupakan hasil sebagian besar dari keberhasilan program revitalisasi.

 

(Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini